1 Full Life: APAKAH SI PENGECAM HENDAK BERBANTAH DENGAN YANG MAHAKUASA?
Nas : Ayub 39:35
Sekali lagi Allah menantang Ayub untuk membuktikan anggapannya bahwa cara Allah mengatur dunia ini tidak benar.
(lihat art. KEHENDAK ALLAH).
Keadaan yang tak menguntungkan seharusnya tidak menghancurkan iman kita pada kasih Allah bagi kita; Ia mengizinkan itu demi kebaikan kita(lihat cat. --> Rom 8:28).
[atau ref. Rom 8:28]
2 Full Life: MAKA JAWAB AYUB.
Nas : Ayub 39:36
Ayub kini dihadapkan dengan keputusan untuk tetap mempertahankan kepercayaannya bahwa Allah telah bertindak kurang adil kepadanya karena mengingat tahun-tahun penyembahan dan ketaatan yang setia kepada firman-Nya. Apakah Ayub tetap mempertahankan kepercayaannya kepada Allah kendatipun situasi yang memberikan kesan Allah tidak adil dan mudah berubah, ataukah dia akan mempertahankan perasaannya bahwa Allah agaknya telah menjadi musuhnya?
3 Full Life: MULUTKU KUTUTUP DENGAN TANGAN.
Nas : Ayub 39:37
Ayub bingung karena penyataan Allah yang baru ini. Ia mengerti betapa tidak berartinya manusia di hadapan rahasia hikmat Allah (bd. 1Kor 2:7), dan ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sekalipun demikian, ia masih belum siap untuk menyerahkan tuntutannya bahwa ada sesuatu yang salah dalam tindakan Allah terhadap dirinya (tanggapan terakhir Ayub terungkap dalam Ayub 42:1-6). Namun, Ayub mulai sadar bahwa penderitaannya yang misterius dan membingungkan bukan rahasia bagi Allah, dan bahwa di tengah semua itu Allah dapat diandalkan.
4 Full Life: TUHAN MENJAWAB AYUB.
Nas : Ayub 40:1
Untuk menuntun Ayub sehingga tunduk sepenuhnya kepada Tuhan dan jalan-jalan-Nya, Allah melanjutkan argumentasi-Nya. Ia ingin mengatasi perlawanan Ayub yang masih ada dan menuntunnya kepada kesadaran penuh akan kasih-Nya. Kegigihan yang penuh kasih dari pihak Allah ini menunjukkan kesabaran, kemurahan, dan kesungguhan perhatian-Nya kepada umat-Nya yang menderita.
5 Full Life: APAKAH ENGKAU ... MEMPERSALAHKAN AKU?
Nas : Ayub 40:3
Pendirian Ayub bahwa dirinya tidak bersalah dan bahwa Allah telah menghukumnya dengan tidak adil (lih. Ayub 19:6) nyaris membuat Ayub menggugat Allah. Tuhan kini bertanya kepada Ayub secara khusus apakah dia akan terus menegaskan pandangannya yang terbatas itu mengenai cara Allah mengatur dunia dengan menolak keadilan dan kebaikan Allah?